Memaknai Pengakuan Bharada E
Saya bilang amen dalam hati waktu mendengar pengacara Bharada E mengatakan bahwa kliennya merasa ada ketenangan setelah membuat pengakuan. Bernarlah kata seorang pakar bahwa mengakui kesalahan bisa menenangkan hati. Pengakuan bisa mengembalikan kekuatan hidup meski tidak bisa membebaskan dari hukuman.
Lepas dari apa isi pengakuan Bharada E, yang jelas dia sudah membuat langkah maju yang akan memberi titik terang untuk mengungkap otak dibalik kematian Brigadir J. Dalam hal ini saya berikan “dua jempol” untuk Bharada E. Semoga dengan menjadi ‘justice collaborator’
Rasa bersalah adalah ‘buatan Tuhan’ supaya manusia bisa kembali ke jalan yang benar. Allah telah menaruh hakim yang adil di dalam jiwa diri yang namanya ‘hati nurani’. Jika apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan kebenan yang kita yakini, nurani ini akan bersuara atau menuduh hati kita.
Raja Daud pernah dicekam rasa bersalah setelah “lempar batu sembunyi tangan. Setelah berhasil membunuh Uria memakai tangan orang lain, Daud menderita rasa gelisah yang mbuat jiwanya gelisaj. Ia juga kehilangan sukacita dan semangat hidup.
Basuhlah segala kejahatanku; bersihkanlah aku dari dosaku. Sebab kuakui kesalahan-kesalahanku, dosaku selalu kuingat-ingat. Terhadap Engkau, terhadap Engkau saja aku berdosa, dan kulakukan apa yang Kauanggap jahat. Maka pantaslah Engkau menghukum aku, adillah keputusan-Mu. Sesungguhnya, aku jahat sejak dilahirkan, dan kena dosa sejak dari kandungan. Engkau menuntut ketulusan hati; penuhilah batinku dengan hikmat-Mu.
Mengakui kesalahan adalah langkah yang berani demi pemulihan diri. Bagi semua pembaca yang merasa masih menyembunyikan dosa atau kesalahan, sebaiknya segera membuat pengakuan. Jangan sampai Anda jadi korban ‘psikosomatis’. Perut sakit, telinga budeg atau gatal gatal di sekujur tubuh padahal tidak ada virus atau bakteri.