Sebenarnya Allah memiliki rencana yang luar biasa untuk bayi Simson. Kedua orang tuanya sudah dipesan sejak dari kandungan bahwa anaknya akan menjadi ‘nasir Allah’. Tuhan akan memakai Simson menjadi ‘Hakim’ atau pemimpin yang akan membebaskan umatnya dari tekanan bangsa Filistin. Namun sayang akhir hidupnya agak tragis. Ia kehilangan kedua matanya dan mati ‘bunuh diri’.
Simson tidak bisa mengakhiri hidup dengan baik seperti apa yang seharusnya. Ia tersandung oleh kedua matanya. Setiap kali melihat wanita cantik, hatinya langsung luluh. Menurut catatan, ia sempat mengampiri empat wanita, termasuk wanita sundal dan Delila yang membuatnya kehilangan kekuatannya. Seandainya ia mengikuti nasehat orang tuanya, mungkin akhir hidupnya akan lebih mulia.
Meski demikian, kita bisa belajar dari kisah hidupnya. Pertama, jangan mengorbankan rencana Allah yang mulia hanya demi kesenangan mata yang sifatnya sementara. Ingat kejatuhan manusia dalam dosa dimulai dengan ‘melihat dan mengingini buah terlarang’. Raja Daud terasundung dengan masalah yang sama ‘melihat wanita cantik yang sedang mandi.” Demi nafsu mata, ia tega membiarkan ‘Uriah’ mati dimedan laga sebagai hasil rekayasa. Padahal ia adalah tentara yang setia. Daud harus berhadapan dengan hukuman dari Allah sebagai akibatnya.
Kedua, jangan mengulangi kesalahan yang sama. Tuhan selalu memberikan ‘lampu warning’ saat kita menuju ke jalan yang salah. Tuhan bisa memakai orang tua, teman atau kesulitan untuk mencegah kita menabrak aturan Allah. Namun sayang, kadang kadang keinginan mata bisa menumpulkan nurani kita. Sudah tahu salah tetap saja dilakukan berkali kali. Akhirnya harus berhadapan dengan ‘hukuman ilahi’. Jangan pernah meremehkan ‘warning’. Kapal Titanic tidak akan menabrak gunung es seandainya mendengar 5 telegram yang dikirim oleh kapal lain.
Godaan mata yang datang dari ambisi pribadi sering membuat manusia tega menghalalkan segala macam cara. Termasuk melenyapkan nyawa ‘ajudan setia’ dengan cara sadis dan tidak mengenal pri-kemanusiaan. Mereka yang demi pangkat tega menghabisi nyawa orang, suatu saat akan gigit jari setelah tidak lagi berpangkat. Mereka yang tega menindas yang lemah demi kekayaan atau kekuasaan, suatu saat akan berurusan secara langsung dengan Sang Pemberi Kehidupan.
Simson mengakhiri hidup dengan kurang bagus. Daud mengakhiri hidup dengan kurang sedap. Demikian juga kita semua yang tega mengorbankan nilai hidup demi penghidupan, suatu saat kita yang akan meratapi hidup. Pilihlah sekarang juga, mau mengakhiri hidup dengan bagaimana? Saya mau mengakhiri hidup dengan terhormat. Bagaimana dengan Anda? Jangan sampai anda mengakhiri hidup di penjara, dan foto anda terpampang di semua media gara gara tidak bisa menaklukan keinginan mata.