Yang namanya nasib hidup manusia sering digambarkan seperti roda. Terkadang berada di atas tekadang berada di bawah. Musim hidup manusia bisa berubah dalam rentang waktu. Kekayaan bisa berpindah tangan dalam hitungan jam. Leaps dari semua yang sedang terjadi, saya mengikuti dan mengamati apa yang sedang terjadi dengan pak Redy Sambo. renuangan ini hanyalah sebuah refleksi kehidupan yang bisa menjadi tuntunan untuk menapaki masa depan.
Tetap Mengandalkan Tuhan Dalam Segala Keadaan
Pangkat bisa mangkat bagaikan kilat. Bintang bisa hilang seperti bayangan, demikian juga dengan harta serta kekayaan. Keduanya bisa terbang pindah tangan. Untuk itulah kita seharusnya selalu mengandalkan Tuhan dan Firmannya yang bernilai kekal.
“Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” (Yermia 7:5-6)
Mengakhiri Hidup Deangan Meninggalkan Legacy
Ada yang pernah berkata, ‘’Yang penting bukan bagaimana kita memulai, tetapi bagaimana kita mengakhiri.” Seorang pelari marathon bisa memulai dengan kaki pincang, tetapi bisa mengakhiri dengan baik. Mungkin awal perjalanan langkah kaki sedikit terseok, sering terandung atau bahkan jatuh berkali kali. tetapi yang penting bisa mengakhiri di garis finish dengan baik. Saya ingin mengakhiri dengan baik seperti rasul Paulus “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman”.
Jangan Pernah Menukar Keharminusan Pernikahan Dengan Jabatan
Apa ratinya memiliki segalanya jika keluarga dan pernikahan harus dipisahkan oleh jeruji besi? Apa untungnya menjadi orang kaya nomer satu di dunia jika pernikahan berakhir dengan perceraian dan kepahitan? Belajar dari BIll Gates yang pernikahannya kandas. Belajar dari Hitler, seorang penguasa yang mati bunuh diri. Mari kita renungkan yang satu ini. ‘Keluarga dan pernikahan adalah aset yang paling bergarga dalam kehidupan.
