Belajar Mengandalkan Tuhan
Tuhan senang apabila kita mengandalkan kuasa-Nya. Untuk itu kita dibuat ‘tidak berdaya’ dan kadang tidak lagi memiliki daya. Ada kalanya kita dijinkan menghadapi situasi ‘habis habisan’ seperti wanita yang menderita pendarahan selama 12 tahun. Ketika tidak ada lagi tempat bersandar, manusia akan berusaha mencari tempat sandaran yang lain
Sayang sekali, yang namanya manusia suka mencari sandaran yang terlihat, mudah dan kilat. Padahal tidak selalu bisa diharapkan. Mengandalkan manusia, harta atau kuasa manusia bisa kecewa berat. Lantaran semuanya itu bersifat sementara. Harta bisa sirna. nilainya berubah secara tiba tiba. Lidah manusia bisa berubah dalam hitungan detik. Kekuasaan bisa hilang dalam waktu sekejab. Maka berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan. Tuhan tidak berubah dan kasih setia-Nya selalu baru setiap hari.
Belajarlah dari nabi Ayub. Meski hidup dalam kelimpahan dan ketenaran, ia tidak mengandalkan harta dan popularitasnya. Itu terbukti saat semua yang dimiliki habis dicuri orang dan disambar petir. Saat kesehatannya digerogoti oleh penyakit lepra ganas, Ayub masih bisa mengandalkan Tuhan. Itulah sebabnya iman-nya bisa memulihkan semua harta dan kesehatannya yang hilang. Apapun yang terjadi dalam hidup ini, teruslah mengandalkan Tuhan saja.