WASPADAI DAMPAK KEMARAHAN
Hari ini saya membaca kisan sedih tentang nabi Musa yang gagal memasuki Tanah Perjanjian gara gara masalah amarah. Anak angkat Firaun itu tidak pernah menyangka jika sifat buruknya berdampak negatif pada dirinya.
Kemarahan, terutama jika tidak terkontrol atau sering terjadi, dapat menimbulkan berbagai efek negatif pada kesehatan fisik dan mental, serta pada hubungan dan pengambilan keputusan. Berikut ini adalah beberapa efek utama dari kemarahan:
- Kesehatan Fisik: Kemarahan memicu respons “lawan atau lari” tubuh, melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Kemarahan yang sering terjadi dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, sakit kepala, melemahnya fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatnya risiko stroke. Itulah sebabnya dikatakan amarah itu tidak mengerjakan apa yang baik.
- Kesehatan Mental: Kemarahan kronis dikaitkan dengan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Kemarahan dapat meningkatkan tingkat stres dan menyebabkan perasaan frustrasi dan tidak berdaya. Saat saya marah sukacita hilang dan sulit merasakan hadirat Tuhan
- Hubungan: Kemarahan yang tidak terkontrol dapat merusak hubungan pribadi dan profesional. Kemarahan dapat menimbulkan konflik, kebencian, ketidakpercayaan, dan bahkan putusnya hubungan jika tidak dikelola dengan baik. Banyak perceraian bisa diselamatkan jika amarah bisa diredakan
- Pengambilan Keputusan: Kemarahan dapat mengaburkan penilaian, yang mengarah pada keputusan impulsif dan tidak rasional yang mungkin memiliki konsekuensi negatif jangka panjang. Kemarahan dapat membuat orang lebih rentan mengambil risiko tanpa mempertimbangkan hasilnya. 5. Harga Diri: Kemarahan yang terus-menerus juga dapat merusak harga diri, karena sering kali menimbulkan rasa bersalah atau penyesalan setelah meluapkan amarah, yang dapat mengikis kepercayaan diri ditempat kerja
- Isolasi Sosial: Ketika orang sering mengungkapkan kemarahan dengan cara yang tidak sehat, hal itu dapat menjauhkan orang lain, sehingga mengakibatkan isolasi dan kurangnya dukungan sosial.
- Kualitas Hidup yang Menurun: Kemarahan yang terus-menerus dapat mengurangi kesejahteraan dan kebahagiaan secara keseluruhan, sehingga lebih sulit untuk menikmati hidup dan merasa puas.
“Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” (Yakobus)