Hidup adalah kumpulan kenyataan. Ada yang manis ada yang pahit. Ada kenyataan yang membawa sukacita ada yang menguras air mata. Untuk itu setiap manusia harus memiliki ketrampilan untuk menghadapi kenyataan. Kenyataan tidak bisa diingkari atau diabaikan. Kita tidak bisa lari dari kenyataan. Kenyataan harus dihadapi.
Cara terbaik menghadapi kenyataan adalah dengan menggunakan terang Firman Tuhan. Jangan terlalu sering menghadapi realita dengan mata dan rasa. Keduanya bisa menyesatkan dan membuat hidup menderita. Jika ingin tetap bersukacita saat menghadapi kenyataan yang tidak sesuai harapan, segera menggunakan kacamata kebenaran Firman Tuhan.
Nabi Ayub menghadapi kenyataan paling pahit sebagai orang yang saleh, jujur, dan takut akan Tuhan. Kehilangan harta, anak dan kesehatan serta teman dekat bukanlah hal yang mudah. Orang bisa pahit dengan Tuhan atau kenyataan kemudian mulut mengucapkan kata kata hujatan. Tetapi Ayub justru memuji nama Tuhan dalam keadaan kehilangan. Karena dia berhasil menghadapi semua dengan kebenaran Firman. “Akh lahir dengan telanjang, aku kembali dengan telanjang. Tuhan yang memberi Tuhan pula yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan”
