Menggunakan Kesalahan Untuk Kebaikan

Tuhan bisa memakai kesalahan untuk menjalankan rencananya. Melakukan pelecehan dan perencanaan pembunuhan adalah salah. Namun kesalahan saudara saudara Yusuf itu telah mengantarkan Yusuf menjadi penguasa di tanah Mesir. Di sanalah lahir umat Israel yang telah dijanjikan oleh Allah kepada kakeknya yang bernama Abraham. Maka benarlah kitab Roma 8:28 bahwa “Tuhan turut bekerja sama dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihinya dan dipanggil sesuai dengan rencana-Nya”
Meski sulit untuk dipahami dan diterima ‘kematian brigadir Joshua’ telah mengungkapkan ‘borok’ oknum polisi yang selama ini prilakunya bertentangan dengan hukum. Satu demi satu menjadi tersangka. Bahkan kedok kejahatan demi kejahatan merekapun sudah mulai terungkap. Secara pribadi saya ikut belasungkawa. Saya paham sekali apa yang dirasakan oleh kedua orang tuanya dan sanak familinya. Secara tidak langsung almarhm Joshua telah berjasa untuk mengungkap segala kejahatan demi perbaikan kinerja POLRI.
Jujur saja saya pernah melakukan kesalahan, demikian juga semua pembaca. Masalahnya, mau diapakan kesalahan yang pernah kita lakukan? Jika hanya disesali, kita tidak akan pernah mendapatkan hikmah. Kesalahan baru bisa menjadi pembelajaran saat diakui dan dipelajari. Sama seperti waktu pertama kali belajar naik sepeda, berapa kali kita jatuh karena nabrak? Kejatuhan itulah yang membuat kita belajar menjaga keseimbangan dengan benar. Akhirnya kita bisa naik sepeda dengan lancar.
Bisakah Anda menengok kesalahan masa lalu dan berterima kasih kepada Tuhan? Karena dengan kesalahan dan kebodohan itu sekarang kita menjadi bijak. Sudah saatnya kita tersenyum bukan menangis lagi saat mengingat kesalahan masa lalu. Ampunilah kesalahan di masa lalu dan belajarlah daripadanya. Bingkai kembali dengan kebenaran Firman dan gunakanlah untuk menyongsong masa depan.
