Akhir hidup raja Saul sungguh tragis. Ia bunuh diri saat menyadari kalah perang. Ia tidak siap menderita malu dan dijadikan tontonan. Haruskah seorang yang raja yang pernah diurapi Tuhan memgakhiri hidup dengan cara mengenaskan? Beberapa kesalahan yang bisa membuat orang tidak mengakhiri dengan kemuliaan.
Tidak Taat Menjalankan Firman
Penyebab utama Allah menyesal dan meninggalkan Saul adalah ketidak- taatan. Saul tidak menjalankan perintah Allah dengan sepenuh hati: ”Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku.” Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.
Hidup Dengan Iri Hati
Orang yang iri hati sedang membahayakan nasib dirinya. Sumbernya adalah masalah hati. Orang yang tidak siap melihat kelebihan orang, tidak akan pernah bahagia melihat orang lain berhasil. Seharusnya raja Saul bangga melihat kemenangan Daud. Seharusnya hatinya senang melihat anak buah memiliki potensi yang lebih hebat dari dirinya sendiri. Seandainya Saul dan Daud bersatu, mereka pasti akan menang melawan orang Filistin.
Sering Menyesal Tetapi Tidak Bertobat
Bebetapa kali Saul ingin menghabisi nyawa Daud dengan tombak, tetapi gagal. Sebaliknya, Daud punya kesempatan untuk membunuh Daud, tetapi ia tidak melakukannya. Berkali kali Daud bertanya ‘apa salahku sehingga tuan raja mau menghabisi nyawaku’? Berkali kali juga Saul menyesal atas niat jahatnya. Masalahnya, ia hanya menyesal tetapi tidak pernah bertobat. Menyesal saja tidak cukup. Yudas Iskariot menyesal tetapi tidak bertobat, beda dengan Simon Petrus.
Sahabatku, hidup ini singkat dan keabadian ini panjang. Jangan sampai gara gata tidak taat, anda kehilangan hadirat Tuhan. Mereka yang tidak dituntun oleh hadirat Tuhan hidup sering salah mengambil keputusan. Ayo sekarang bertobat dan kembali ke jalan Tuhan. Minta Roh Allah menuntun hidup Anda.
