Kebohongan Itu Menyengsarakan

Sandiwara berseri dengan judul “Kebohongan Yang Menyengsarakan” tidak akan segera berakhir. Pasalnya, tiap hari selalu ada aktor figuran yang ikut tertangkap. Sandiwara ini sungguh menarik, karena penulis skenario, sutradara dan pemain utama adalah orang yang sama. Nasib para pembohong sungguh menyedihkan. Bisa bisa apa yang dialami oleh Ananias dan Safira akan menimpa sisa hidup mereka. Mati karena kebohongan, Kitab Suci mencatat sejarah suami istri yang berani membohongi demi citra diri dan reputasi. Ananias dan Safira mengakhiri hidup dengan mengenaskan dan viral sampai 2000 tahun.

Mengapa Allah melarang dusta? Karena dusta sering bersahabat dengan kejahatan. Orang bisa berbohong demi menutupi keserakahan. Hamba nabi Elisa terkena penyakit kusta karena menutupi ‘penipuan’ yang dilakukannya diam diam. Ia tidak menyangka bahwa Allah tahu semua yang dilakukannya. Akhir hidup Gehazi sangat menyedihkan. Menderita penyakit kutukan karena kebohongan. Jangan kaget jika koruptor akan mengalami derita di akhir hidupnya. Gejazi adalah contohnya

Dusta telah menghancurkan banyak pernikahan. Bahkan Nabi Abraham hampir kehilangan isteri yang dicintainya gara gara berbohong demi keselamatan jiwanya. Dihadapan raja ia mengakui isteri sebagai saudaranya. Hampir saja rencana Allah yang besar itu gagal. Syukurlah Allah segera melakukan intervensi. Jika tidak, kebohongan Abaraham bisa mendatangkan celaka dan membunuh seluruh keluarga istana.

Tetapi karena raja mengambil Sarai, TUHAN mendatangkan penyakit-penyakit yang mengerikan atas raja dan orang-orang di dalam istananya. Lalu raja memanggil Abram dan bertanya kepadanya, “Apa yang telah kaulakukan terhadap aku ini? Mengapa tidak kauberitahukan bahwa ia istrimu? (Kej.12:17-18)

Dusta bisa merubah aora wajah. Mereka yang gemar berbohong sulit hidup bahagia. Tiap malam memikirkan ribuan kebohongan untuk menutupi kebohongan yang sebelumnya. Hidup dalam ketakutan, kuatir kalau kalau ada orang yang akan mengetahui kedoknya. Kasihan. Jangan ada dusta diantara kita. Hiduplah dengan apa adanya. Tidak ada yang tersembunyi dihadapan Tuhan.

“Janganlah sekali-kali mengucapkan sesuatu yang tidak benar. Jauhkanlah ucapan-ucapan dusta dan kata-kata yang dimaksud untuk menyesatkan orang. Hendaklah wajahmu memancarkan kejujuran hatimu; tak perlu engkau berlaku seolah-olah ada udang di balik batu.” (Amsal 4:24-25

Picture of Paulus Wiratno
Paulus Wiratno

Making Life Better

Bagikan konten:

Konsultasi Yuk

Konten populer