Jangan Malu Mengakui Kesalahan

“Absalom telah melarikan diri dan telah pergi kepada Talmai bin Amihur, raja negeri Gesur. Dan Daud berdukacita berhari-hari lamanya karena anaknya itu. Absalom telah melarikan diri dan telah pergi ke Gesur; ia tinggal di sana tiga tahun lamanya.” (2 Samuel 13:37-38)

Jangan pernah meremehkan prilaku salah dalam kehidupan. Apalagi sebagai orang tua, apapun yang kita lakukan akan diamati dan diteladani oleh anak anak kita. Raja Daud tidak menyangka jika dalam keluarganya akan terjadi pemerkosaan dan pembunuhan antar saudara. Absalom nekad bunuh Amnon karena kasus perkosaan terhadap Tamar. Semua ini tidak lepas dari kesalahan yang pernah dilakukan oleh Daud terhadap Batsyeba, meski tidak secara langsung. Dalam perjalanan hidup ini, ada saatnya kirta harus menerima resiko dari kesalahan. Orang Jawa bilang “Ngunduh wohing penggawe

Cara tebaik mengasihi anak anak kita adalah dengan mencintai ibu mereka. Jangan meremehkan yang satu ini. Ketika suami berlaku kasar, main pukul dan suka merendahkan isteri, anak anak akan membenci ayahnya. Tidak ada keluarga yang sempurna, namun masih banyak keluarga yang bisa bahagia karena mau belajar dari kesalahan. Jangan jemu jemu belajar dari pengalaman orang atau pengalaman diri sendiri. kesalahan akan menjadi hikmat jika diakui dan dipelajari. Bahkan khotbah terbaik yang bisa anda berikan untuk kekuarga Anda adalah pernikahan Anda sendiri.

Ada yang bilang “Always begin with the end in mind”. Ini salah satu rahasia hidup bijak. Sebelum berbuat pikirkan akibatnya dengan matang. Daud tidak menyangka jika perbuatan zinah dengan Batsyeba akan diikuti oleh anaknya yang bernama Amnon. Pikir baik baik sebelum bertindak. Kecerobohan kita hari ini bisa menjadi stigma buruk bagi anak cucu kita.

Hidup dalan hikmat Tuhan adalah yang terbaik. Memiliki mentor atau penasehat bisa menghindarkan kita dari kesalahan yang tidak perlu. Bagaimana kalau sudah terlanjur melakukan yang jahat dimata Tuhan? Bertobatlah sekarang. Minta maaf pada anak anak. Perbaiki hubungan dan pulihkan kepercayaan. Jangan malu mengakui kesalahan. Keterbukaan adalah awal pemulihan.

“Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya. Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian. Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya. Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu.”

Picture of Paulus Wiratno
Paulus Wiratno

Making Life Better

Bagikan konten:

Konsultasi Yuk

Konten populer