Mendengar serta membaca komentar mantan penglima TNI tentang kasus FS hati menjadi sedikit malu, cemas sekaligus bangga. Gatot awalnya menilai kasus Brigadir J adalah wahana perang antara dua kubu polisi. “Ini ada pertempuran, di intern polisi, antara polisi yang bajingan, pengkhianat, pembunuh, dengan polisi yang bermoral, profesional, dan menegakkan jati dirinya sebagai pelindung rakyat,” ungkap Gatot, dalam sebuah youtube.
Sebagai warha negara Indonesia dan sesama ‘saudara seiman’ saya ikut merasa malu setiap kali melihat dan mendengar ulasan kasus pembunuhan brigadir J. Malu karena yang terlibat adalah orang orang pernah menyatakan diri sebagai pengikut Kristus. Pelaku penembakan dan yang ditembak serta otak dibalik penembakan adalah orang yang pernah mendengat khotbah “Kamu adalah terang dan garam dunia”Bukan hanya malu, tetapi juga cemas saat pak Gatot mengatakan bahwa kasus penembakan brigadir J adalah pertemputan antara polisi yang ‘bajingan’ dan polisi yang bermoral dan profesional’.
Aku langsung berdoa “Tuhan aku bersyukur masih banyak polisi yang bermoral, menjaga integritas, profesional dan melindungi rakyatnya”. Semoga mereka yang bejalan di jalan lurus akan diberi keberanikan untuk meluruskan yang bengkok, menegakan yang miring dan membasmi ‘preman berjubah polisi’.
Jangan sampai gara gara ‘nila setitik rusak susu sebelanga’.
Aku bersyukur dan bangga masih bertemu seorang polisi yang berjuang memberantas kejahatan tanpa pamrih. Pak Komang begitu cepat dan sigap mengendus pelaku pencurian motor anak saya beberapa bulan yang lalu. Dalam hitingan jam polisi langsung datang ke TKP dan dalam hitungan hari pelakunya ditemukan dan sepeda motor dikembalikan. Salut kepada pak polisi yang bekerja tanpa pamrih, tulus dan bersahabat. Jangan galau sahabtku. Masih banyak polisi yang baik dan tulus… Mari kita doakan mereka demi keamanan NKRI