Hidup ditentukan oleh pikiran. Gagal berpikir brakhir hidup yang gagal. Inilah contoh orang yang gagal ‘berpikir, yang akhirnya hidupnya berakhir tidak baik’. Kisahnya terkenal di Kitab Suci ebagai ‘Hamba yang jahat”. Keburukannya ditulis dalam kitab kehidupan. Untung saja nama dan alamat rumah serta fotonya tidak tercatum.
Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
Kemalasan adalah produk pikiran. Kemalasan bisa melahirkan kejahatan. Malas bekerja akhirnya mencuri. Malas kuliah akhirnya beli ijazah. Istri yang malas bisa kehilangan suaminya demikian sebaliknya. Hamba Tuhan yang malas akan tinggal dalam kekurangan. Kitan Amsal “Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.
Ayo sadar sekarang. Hidup dalam kekurangan bukan takdir kehidupan. Jangan salahkan nenek moyang atau kuasa kegelapan. Buka pikiran, baharui kesalahan dan mulailah menerapkan kebenaran. Kemalasan tidak bisa diusir dengan doa. Kemalasa hanya bisa dihilangkan dengan membaharui pikiran yang salah atau jahat